The Silent Sorrow
by Pyxis
Tepat pada detik itu bisa kurasakan dunia membeku…hanya detik itu...
Mungkin selama ini mereka kurang mendapat perhatian, diberi makan dua kali sehari saja cukup, dan itu saja…hanya itu.Tidak ada lagi yang sudi menengok mereka, mungkin hanya beberapa orang yang peduli karena keperkasaan mereka hingga bisa bertahan hingga detik yang kuceritakan tadi.
Ternyata betul apa kata orang bijak bahwa kita baru akan merasakan betapa berharganya sesuatu saat kita kehilangan sesuatu itu. Sesuatu itu bisa apa saja, lalu apa atau siapa gerangan sesuatu itu untuk satu detik ini?
Mereka hanyalah sepasang mahluk Tuhan yang hidup bersama selama lebih dari dua puluh tahun. Hidup dalam sebuah kotak sempit yang selalu diselimuti kegelapan, hanya berhiaskan dekorasi yang telah lapuk dan rusak terkikis oleh waktu. Namun mereka bertahan…hanya berdua dalam kurungan yang telah menjadi rumah mereka.
Kuingat saat masa-masa indah hidup mereka….. duluuu…sekali…Sesekali saat berkunjung ke rumah sepupu, aku menengok mereka dan selalu terperangah dengan taman-taman indah rumah mereka, ada patung malaikat kecil lucu yang sedang buang air, kincir yang kerlap-kerlip oleh lampu warna-warni yang cantik serta batu koral warna-warni yang sangat indah, dunia mereka terang dan masih ramai. Dulu…mereka adalah pusat perhatian, mereka adalah bintang.
Waktu berlalu, satu persatu lampu-lampu meredup, dan jiwa-jiwa yang meramaikan hidup mereka melayang dan menunggu mereka di tempat yang jauh, tempat dimana kita semua akan berkumpul. Kini hanya tersisa mereka berdua. Keberadaan mereka perlahan juga hampir terabaikan, semua tahu mereka masih ada tapi hampir tidak ada yang memberikan perhatian seperti dulu. Setidaknya ada beberapa yang peduli membantu menahan jiwa tetap dalam tubuh mereka….dan hanya itu,…itu saja.
Aku sendiri takjub setiap kali memikirkan mereka. Sudah beberapa tahun aku hidup sangat dekat dengan mereka…dunia berrubah, orang-orang datang dan pergi, bangunan di renovasi, aku berubah, namun mereka tetap dalam rumah mereka,berdua…saling mengisi.
Hingga akhirnya detik itu datang, kabar bahwa satu telah pergi meninggalkan yang satu lagi,,,,detik itu dunia berhenti…hanya sekejap mata memang…tapi bisa kurasakan kehilangan itu beberapa waktu kemudian…mungkin rasa itu akan hilang, tapi tak akan kulupa kisah mereka.
Salah satunya telah mati…tepatnya seekor telah mati… lalu yang satunya lagi…,,bagaimana dia menghabiskan sisa hidupnya sendiri….dalam akuarium berlumut dan…sendiri,,,berapa lama ia akan bertahan….YING dan YANG bagitu mereka kusebut, baru kusadar bahkan selama ini tidak ada yang memberi mereka nama, memang apa artinya sepasang ekor ikan… akhirnya mereka terpisah…jauh..
Arti sepasan ikan
Rasa sedih mungkin lebih tepat diartikan sebagai rasa iba, meskipun tak bisa kupungkiri sedih itu ada. Mungkin bukan aku yang paling dalam tenggelam, karena bukan aku yang hidup lama berdampingan dengan mereka.
Ingat tadi kukatakan dua puluh tahun???mmmm…tidak, tadi kukatakan LEBIH dari dua puluh tahun,pernah membayangkan sepasang ekor ikan hidup dalam akuarium berlumut dan bertahan hingga dua puluh tahun, ditengah kondisi yang menurutku tidak layak bahkan bagi sepasan ikan??
Banyak yang bertanya dan tidak percaya tentang kenyataan itu, dan sekarang aku tahu jawabannya…Semua karena mereka bersama, hanya karena mereka bersama…bersama yang terkasih…bersama yang mungkin disebut belahan jiwa…
Ah…kami semua meratapi kepergian mmmm…anggap saja YANG ….atau YING…sama saja. Aku bisa merasakan itu namun, sangat dalam dan sangat tenang...perlu menyelam jauh untuk menemukan rasa itu…kami semua kehilangan…tapi tak ada arti rasa kehilangan kami dibanding rasa kehilangan dia yang telah ditinggalkan…
Mungkin berlebihan meratapi nasib seekor ikan dalam akuarium…tapi kisahnya mengajariku tentang arti seorang di samping kita…seorang ….belahan jiwa(agak kikuk menyebut ini).
Kini,, melihat YING..oh atau YANG hidup sendiri dalam akuarium, melewati malam dan hari sendiri...menunggu saatnya tiba….Sendiri berenang-renang dalam dunianya yang kecil…..Tidak mau sebenarnya, tidak mau mebayangkan diriku sendiri dalam akuarium itu,,,tapi aku tidak bisa menghindar, jika aku berakhir sepertinya mungkin aku tidak akan bisa...
Sampai sekarang kami tetap diam, tak ada yang mau bercerita tentang YING dan YANG,,,si ikan pun sama tak berdayanya, ia tidak bisa bercerita kepada siapapun bahkan jika ia mau sekalipun…karena kini dia sendiri…dan akhirnya kami semua menyimpannya “The Silent Sorrow” entah sampai kapan…