Pyxis & Edelweiss
by Pyxis
Aku rasa rok katunku sudah basah, aroma ini, air, bunga, dan angin membuat kelopak mataku menutup perlahan, menikmati padang abadi ini.Jurang memang sangat dekat dari batang hidungku,aku tidak berani melangkah lebih jauh, malam membuat mata kakiku jadi buta, siluet benda hany dikenali dengan tiga ciri, hitam, abu-abu, dan putih .Aku bersandar di tubuh pohon tua yang paling besar...seandainya dia bicara akan kutanyakan apa yang terjadi disini sebelum aku lahir, sayangnya ia hidup dengan takdir 'bisu', tapi aku yakin ia mendengarku, terkadang aku merasakan bagaimana ia berusaha menjawabku dengan hentaman ranting dan tarian dedaunannya, kuharap waktu bisa menerjemahkan maksudnya untukku.Aku kembali membuka mata menatap langit mencari bintang-bintang, ia terhalang oleh gerombolan dedaunan di ujung pohon, tapi tidak masalah, sesekali berkat teguran angin mereka memberi cela bagi bintang untuk mencuri pandang ke arahku...terkadang aku tersipu malu saat tertangkap cahaya sedang menatap ke arah mereka.
![]() | ||
Edelweiss..........
