There Are NO MEN in the World because Boys Never Grow Up??????
by Pyxis
Picture by disney |
Tadi saya iseng-iseng ngetik keyword di google 'Boys who never grow Up',,sebenarnya sekedar ngetes,,tulisan saya masuk urutan berapa (bukan tulisan juga sih,cuma review tentang pemain-pemain Peter Pan yang dulu masih imut-imut :)), secara artikel tentang Peter Pan kan buaanyak. Ternyata yang saya posting dulu ada di urutan ke-tiga. Urutan kedua adalah artikel dari tente wikipedia tentang Peter Pan, nah yang nomor satu judulnya "Men Never Grow Up: Boys will Be Boys, Forever!". Setelah saya buka ternyata judul tadi merupakan artikel yang ditulis oleh David A.Reinstein kalau dibuka profilnya dia itu Clinical Social Worker, psychotherapist, born in Boston and relatively unscathed survivor of the 60's. Fan of technology, guitars, creating music and poetry. Mental wellness coach, staff trainer and parenting educator, pokoknya ala-ala terapis gitu lah, dan saya suka dengan artikel yang diposting tahun 2007 lalu itu.
Inti dari artikel tersebut sesuai judulnya membahas betapa seorang pria sebenarnya hanyalah anak laki-laki yang tidak pernah dewasa. Memang sih tulisannya bukan jurnal psikologi yang paten, tapi dari profil si David tadi mestinya pendapatnya perlu dipertimbangkan.Tulisan David berdasarkan The Noted psychologist,oleh Carl Jung yang menjadi presiden pertama International Psychoanalytic Association pada tahun 1910 tentang "Puer eternis" yang menjelaskan kenyataan bahwa kebanyakan pria tidak pernah tumbuh dewasa sepenuhnya, seperti menjadi anak-anak selamanya(kalau tentang si Carl Jung ini tidak diragukan lagi bukan??)
Well, its make sense kenapa cowok (ehem..pria) biasanya mencari wanita dengan sosok keibuan untuk menjadi pendamping hidup (berdasarkan observasi pribadi). Dan berdasarkan artikel yang ditulis Davis ternyata "puer eternis"tentang keinginan untuk terus bermain dan bersenang-senang. Menurut David, ini bisa dikaitkan dengan kenyataan bahwa dibanding wanita lebih banyak pria yang menyukai sport dan games bukan??
Salah satu potongan tulisan Davis yang menurut saya Lucu dan masuk akal begini :
Historically, the men leave the room to 'boil' water while the women do the serious work of perpetuating the species. How could a person who has given birth be expected to be somehow 'silly' or less serious than the externally genetalled partner pacing nervously in the next room? It all makes sense. N'est pas?
Wkwkwk,,,bagaimana seorang yang tengah berjuang melanjutkan kelangsungan spesies dianggap kurang serius dibanding dengan seseorang yang lagi gugup di ruang sebelah??
Ya,,jadi keadaannya biasanya begitukan ketika mama kita dulu sedang berjuang melahirkan kita ke dunia, papa kita malah (entah bagaimana modelnya) bengong gugup di ruang sebelah menanti mama sukses dalam perjuangannya.
TApi...ladies and gentlemen(ups gentlemen???)......kebanyakan cewek malah selalu mencari sosok pria dewasa loh...(sekali kagi berdasarkan observasi pribadi) dengan alasan klasik agar bisa dilindungi dan bisa menuntun menjadi lebih bijak (cie). Jadi kalau ada percakapan antara mmm..Ok male and female saja (biar adil) tentang tipe pasangan idaman , maka jadinya bisa seperti ini :
Male : kamu suka tipe cowok kayak gimana??
Female : yang dewasa,
Male :alasannya??
Female: Biar dia bisa lindungin aku, dan bisa menjadi pemimpin yang baik (klasik), kalau kamu tipenya kayak gimana?
Male: Kayak Kamu :)
Female: ...(hanya tersipu malu)
Male : Tau nggak kenapa??,,karena kamu tuh lembut dan perhatian kayak MAMA aku :) (kasik)
Ok saya tidak berkomentar lagi, silahkan simpulkan sendiri, oh iya kalau mau menentang Carl Jung buat jurnal psikologi juga ya.. ;D
Im not totally grow up yet, but I will...so,
All boys out there..have grown up yet???